INFORMASI :

SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI PEMERINTAH DESA GEMEKSEKTI KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN

SEJARAH BATIK KEBUMEN DAN DESA GEMEKSEKTI

SEJARAH BATIK KEBUMEN DAN DESA GEMEKSEKTI

SEJARAH BATIK KEBUMEN DAN DESA GEMEKSEKTI

 

Mendengar kata Kebumen, kira-kira apa yang terlintas dalam benak kita? Barangkali lanting sebagai makanan khasnya, atau bahasanya yang lumayan ngapak. Ya keduanya benar. Namun ada hal lainnya yang tak kalah menariknya dari Kebumen, yakni Batik kebumen. Tidak banyak publikasi mengenai batik kebumen ini. Namun keberadaannya sendiri memang diyakini ada dan merupakan cikal bakal dari beberapa batik yang kini tersebar di wilayah jawa Tengah dan sebagian Jawa Barat berasal dari Kebumen. Dalam catatan sejarah, batik ini memang dibawa oleh para pendatang yang berasal dari daerah Yogyakarta dalam misi mendakwahkan agama islam. Disana para pendatang mewariskan keterampilan dan kebiasaan membatik kepada penduduk sekitarnya hingga akhirnya di beberapa wilayah seperti wilayah Timur Kali Lukolo menjadi area tetap bagi para pendatang. Mereka bahkan meninggalkan masjid dan usahanya untuk dikelola oleh masyarakat sekitar.

Sejarah batik di Kebumen ada berbagai versi. Menurut cerita dan beberapa sumber, cikal bakal batik tulis Kebumen dimulai pada abad ke-19. Pada masa itu batik menjadi barang eksklusif bagi kalangan keraton. Keadaan itu berubah ketika Pangeran Bumidirdjo membuka wilayah Kebumen dan memperkenalkan batik kepada masyarakat.Ada juga yang menjelaskan bahwa pembatikan di Kebumen dikenalsekitar awal abad ke-XIX yang dibawa oleh pendatang-pendatang dari Yogyadalam rangka dakwah Islam antara lain yang dikenal ialah Penghulu Nusjaf. Beliau inilah yang mengembangkan batik di Kebumen dan tempat pertama menetap ialah sebelah Timur Kali Lukolo sekarang dan juga ada peninggalan masjid atas usaha beliau. Proses batik pertama di Kebumen dinamakan teng-abang atau blamba ngan dan selanjutnya proses terakhir dikerjakan di Banyumas/Solo. Sekitar awal abad ke-XX untuk membuat polanya dipergunakan kunir yang capnya terbuat dari kayu.

Motif-motif Kebumen ialah pohon-pohon, burung-burungan.   Bahan-bahan lainnya yang dipergunakan ialah pohon pace, kemudu dan nila tom. Mengenai corak batik kebumen, awalnya berkiblat pada batik Jogja, namun kemudian hari batik kebumen menemukan coraknya dengan filosofi dan kultur setempat. Dahulu, batik Kebumen memiliki sejarah gemilang. Batik tulis yang hanya untuk jarik atau sinjang itu hingga tahun 1970-an pernah merajai pasaran batik di daerah Kedu, Banyumas hingga Lampung. Beberapa pengusaha batik pernah menjadi juragan pada zamannya, antara lain di DesaWonoyoso, Desa Watubarut, dan Desa Tanuraksan, semuanya di Kecamatan Kebumen. Pada tahun 1960 hingga tahun 1980-an, batik tulis Kebumen mencapai masa keemasannya. Saat itu batik tulis menjadi komoditas unggulan. Hampirseluruh wilayah di kabupaten ini memproduksi batik tulis. Berdasarkan riwayat, batik asli Kebumen sebenamya hanya berpusat di beberapa desa, yaitu Desa Watubarut (Kecamatan Kebumen), Desa Seliling (Kecamatan Alian),Desa Jemur (Kecamatan Pejagoan), dan di Kampung Tanuraksan (Desa

 

Gemesekti). Di Desa Watubarut yang menjadi cikal bakal usaha batik tulis,aktivitas batik membatik kini benar-benar punah, lantaran tak ada generasi penerus. Saat ini tinggal beberapa daerah saja yang masih bertahan dan terus menghasilkan batik tulis, diantaranya adalah Desa Jemur, Seliling, dan Gemeksekti. Menurut informasi dari Dinas Perindustrian Kabupaten Kebumen, kira-kira terdapat sekitar 300 motif klasik khas Kebumen. Sebagian besar bercorak flora, fauna, dan geometri. Dari segi warna, batik tulis Kebumen lebih beragam daripada batik dari daerah lainnya. Selembar kain batik bisa mengandung empat kombinasi warna seperti cokelat, ungu, biru, hijau, kuning, atau hitam. Ada pula batik tulis dengan dominasi warna merah (bang-bangan) atau biru (biron).

Dari sisi motif sendiri, batik kebumen memang tidak kalah menarik dari batik yang ada di wilayah lainnya. Motif-motif ini terus berkembang dan bervariasi lantaran para pengrajin giat untuk membangkitkan dan mengkolaborasikan batik yang sudah lama tidak diproduksi. Jenis maotif asli batik kebumen. Motif-motif batik yang berkembang antara lain JAGAT4N, SRIKIT, KAWUNG JENGGOT, PRING SEDHAPUR, UKEL CANTEL, GRINGSING, PUGERAN dan lain-lain. Motif jagatan dan srikit harganya cukup tinggi lantaran memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Sedangkan warna-warna khas batik Kebumen seperti biru, merah, ungu, cokelat, hijau dan kuning. Bahkan motif Srikit sudah menjadi koleksi di kerajaan Thailand.

Tertarik menjadikan batik Kebumen sebagai oleh-oleh bagi kerabat atau rekan?

Jangan lewatkan ketika berkunjung ke kota lawet, Kebumen.

 

A.   SEJARAH BATIK GEMEKSEKTI

 

Keahlian membatik yang dimiliki warga Desa Gemeksekti, Kecamatan/Kabupaten Kebumen sudah berlangsung turun. temurun. Daerah tersebut sejak lama dikenal luas sebagai gudangnya pembatik. Menurut sesepuh Desa Gemeksekti Fadli Kuntadi (67), orang yang pertama kali mengajari warga membatik yakni Syekh Baribin. Tokoh panutan tersebut merupakan anak dari Pangeran Prabu Brawijaya IV. Semasa hidupnya, Syekh Baribin yang juga murid Pangeran Kajoran itu gemar menolong sesama. Ia yang memiliki ajian burung gemek yang sakti pun dengan sukarela mengajari sejumlah warga membatik.

Dalam mengajari warga membatik, dia menyediakan kain mori yang tidak diketahui cara memperolehnya, sehingga semua warga kebagian.

Masing-masing lantas menggoreskan malam pada kain putih tersebut. Dengan telaten, mereka lama kelamaan lihai membatik. Jumlah warga yang mengikutinya tidak sedikit dan membentuk lingkungan masyarakat yang bermukim di satu desa yang bernama Gemeksekti. Nama tersebut diambil dari ajian burung gemek yang sakti, milik Syekh Baribin.

Perjalanan Syekh Baribin berlanjut di Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar hingga wafat Ia dimakamkan di Dusun Setonokunci Desa Grenggeng. Makam tersebut hingga kini ramai dikunjungi peziarah.

 

PELOPOR / PELAKU SEJARAH BATIK GEMEKSEKTI

 

Di bawah ini adalah beberapa tokoh/pelopor batik desa Gemeksekti Kebumen yang pada era tahun 1970an dimana pada waktu itu batik Gemeksekti adalah masa puncak kejayaannya. Masih ada beberapa tokoh batik lagi namun sayangnya kita tidak sempat medapatkan foto dokumen dari pihak keluarga.

 

 

 

 

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter

LEGENDA DESA Terkait

Kebumen Terkini

Bupati Resmikan Pantai Heppii, Wisata Rakyat, Nyaman, Murah Meriah
Bupati Minta Promosi Geopark Kebumen di Gencarkan
Pemkab Kebumen Raih Penghargaan literasi Nasional dari Nyalanesia
Konsen Beri Perlindungan Terhadap PMI, Pemkab Kebumen Dapat Penghargaan dari Kemenlu
Bupati Kebumen Siap Tindaklanjuti Rekomendasi dari DPRD Atas LKPJ 2023

Arsip LEGENDA DESA

Data Desa

Statistik Pengunjung

Polling 1

Polling 2

Polling 3