INFORMASI :

SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI PEMERINTAH DESA GEMEKSEKTI KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN

REMBUG STUNTING DESA GEMEKSEKTI

REMBUG STUNTING DESA GEMEKSEKTI

REMBUG STUNTING DESA GEMEKSEKTI

Pemeritah Desa Gemeksekti  mengadakan Rembug Stunting pada 22 November 2019 mengundang BPD , LKM, RT RW dan Tomas Dalam upaya total untuk membasmi gagal tumbuh,

Melalui acara Rembug Stunting, pemerintah Desa Gemeksekti bertujuan membangun kapasitas dan komitmen untuk merencanakan, mengimplementasikan, memantau, dan mengevaluasi intervensi-intervensi yang konvergen untuk mengurangi angka gagal tumbuh. Intervensi-intervensi tersebut akan mencakup kampanye advokasi untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya pengurangan gagal tumbuh dan meningkatkan komunikasi antar-personal untuk memperkuat kerja sama antar semua masyarakat.

Bapak SURAMIN selaku Kepala Desa Gemeksekti mengatakan bahwa pemerintah Desa Gemeksekti akan  berkomitmen yang sama dengan pemerintah nasional untuk mengurangi angka gagal tumbuh, dan merefleksikan komitmen mereka dengan merencanakan dan mendanai program-program melawan gagal tumbuh.

“Kami akan berbagi praktik-praktik terbaik dari pengalaman tingkat global, nasional, dan desa, memperkuat koordinasi antara pemerintah nasional dan lokal, dan meningkatkan efektivitas program tersebut,” ujarnya pada pidato pembukaan di Balai Pertemuan Desa Gemeksekti, Ia menekankan bahwa kecukupan gizi, pencegahan penyakit, dan pola asuh yang baik merupakan inti dari gerakan untuk mengurangi angka gagal tumbuh. “Peran pemerintah dan lembaga pemerintah difokuskan pada tiga hal tersebut,” katanya.

Dari TIM TPID dan Pendamping Desa juga mendesak Desa untuk mengurangi angka gagal tumbuh dengan menggunakan Dana Desa untuk membiayai pembangunan infrastruktur seperti fasilitas air dan sanitasi,dan lembaga pendidikan usia dini untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat perdesaan.

“Kita harus mengedukasi masyarakat mengenai stunting. Bahkan daerah-daerah yang kaya pun memiliki kasus-kasus stunting karena kurangnya pengetahuan dan adanya mitos-mitos yang meluas soal gizi,”

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter

Arsip BERITA

Statistik Pengunjung